Konsep kehidupan orang
Kristen berbeda dengan orang-orang lain. Kehidupan orang Kristen adalah
kehidupan dalam anugerah untuk mengambil bagian dalam rencana karya
penyelamatan Allah dalam tuhan Yesus Kristus. Kehidupan yang bertujuan untuk
mengerjakan pekerjaan baik yang sudah dipersiapkan Allah sebelum dunia
diajadikan (Efesus 2:10). Oleh karena itu, bagi orang Kristen bahwa pergaulan,
pacaran, dan pernikahan tidak lain dari proses kematangan hidup untuk semakin
dipersiapkan, memikul dan mengerjakan pekerjaan baik yang sudah disiapkan
Allah.
Dalam Kekristenan pacaran disebutkan sebagai suatu masa perkenalan antara dua pribadi yang menjadi satu kesatuan tubuh dalam kasih dan iman yang sungguh kepada Allah (bnd Kej 2:24; 1 Kor 7:1-16). Pacaran bukanlah sekedar perkenalan saja, melainkan suatu hubungan yang mengikat dua pribadi menjadi satu keutuhan yang menuju kepada pernikahan kudus (bnd Mat 19:6a).
Dalam Kekristenan pacaran disebutkan sebagai suatu masa perkenalan antara dua pribadi yang menjadi satu kesatuan tubuh dalam kasih dan iman yang sungguh kepada Allah (bnd Kej 2:24; 1 Kor 7:1-16). Pacaran bukanlah sekedar perkenalan saja, melainkan suatu hubungan yang mengikat dua pribadi menjadi satu keutuhan yang menuju kepada pernikahan kudus (bnd Mat 19:6a).
D. Cara Berpacaran Menurut Iman Kristiani
Dalam berpacaran, ada hal yang harus kita perhatikan agar
kita mengetahui mana pacaran yang sesuai dengan iman kita (Kristen) dan mana
yang tidak. Hal tersebut antara lain :
1.
Pacaran itu
harus didasari Kasih Allah.
Apa tujuan kita pacaran? Apakah hanya mengisi kekosongan dalam hidup kita, keinginan dalam hidup kita, keinginan mata atau hal-hal yang menyangkut kepada kepuasan diri sendiri, dimana yang menjadi pusat perhatian hanya pada diri sendiri. Sehingga pada masa pacaran timbul istilah bahwa dunia ini hanya milik mereka berdua, dan tai gigipun akan rasa coklat…dan sebagainya,….dsb.
Orang dunia mengatakan bahwa asmara itu adalah cinta dan itu sangat dibutuhkan bagi orang yang berada pada masa pacaran. Menurut kamus, asmara itu mempunyai dua pengertian yaitu:
1. Cinta Kasih
2. Cinta birahi, dimana seorang anak muda digoda dan tergila-gila pada pasangannya.
Pada dasarnya asmara itu bukan cinta, karena asmara itu naksir/keinginan yang semua ini berpusat pada diri sendiri. Cinta kasih atau Kasih itu menurut Alkitab bisa kita baca dalam I Korintus 13:4-7. Cinta yang benar tidak dapat dijadikan topeng untuk satu maksud dan motivasi tertentu, cinta yang benar tidak mementingkan diri sendiri, melainkan mengutamakan orang lain. Jadi asmara itu tidak sama dengan cinta sebab dampak dari asmara itu adalah kebalikan dari makna cinta yang sebenarnya. Yes. 13:16, 18, ini merupakan ucapan Tuhan kepada Babil, di mana anak-anak muda tidak perduli lagi terhadap Kudusnya pernikahan itu. Sehingga dampaknya kebebasan seks, adanya pengguguran kandungan dsb.
Apa tujuan kita pacaran? Apakah hanya mengisi kekosongan dalam hidup kita, keinginan dalam hidup kita, keinginan mata atau hal-hal yang menyangkut kepada kepuasan diri sendiri, dimana yang menjadi pusat perhatian hanya pada diri sendiri. Sehingga pada masa pacaran timbul istilah bahwa dunia ini hanya milik mereka berdua, dan tai gigipun akan rasa coklat…dan sebagainya,….dsb.
Orang dunia mengatakan bahwa asmara itu adalah cinta dan itu sangat dibutuhkan bagi orang yang berada pada masa pacaran. Menurut kamus, asmara itu mempunyai dua pengertian yaitu:
1. Cinta Kasih
2. Cinta birahi, dimana seorang anak muda digoda dan tergila-gila pada pasangannya.
Pada dasarnya asmara itu bukan cinta, karena asmara itu naksir/keinginan yang semua ini berpusat pada diri sendiri. Cinta kasih atau Kasih itu menurut Alkitab bisa kita baca dalam I Korintus 13:4-7. Cinta yang benar tidak dapat dijadikan topeng untuk satu maksud dan motivasi tertentu, cinta yang benar tidak mementingkan diri sendiri, melainkan mengutamakan orang lain. Jadi asmara itu tidak sama dengan cinta sebab dampak dari asmara itu adalah kebalikan dari makna cinta yang sebenarnya. Yes. 13:16, 18, ini merupakan ucapan Tuhan kepada Babil, di mana anak-anak muda tidak perduli lagi terhadap Kudusnya pernikahan itu. Sehingga dampaknya kebebasan seks, adanya pengguguran kandungan dsb.
2. Tanhap
Pacaran Orang Kristen
Dalam berpacaran ada beberapa
tahap yang harus dilalui, yaitu :
- Tahap Perkenalan : suatu tahapan di mana dua pribadi berusaha untuk saling mengenal satu sama lain. Bagi pria dan wanita yang sudah saling kenal sebelumnya, proses saling mengenal itu lebih cepat.
- Tahap Penjajakan : pria dan wanita saling berusaha untuk mengenali kebiasaan, dan sifat-sifat. Dari situ mereka dapat saling mengetahui apa mereka beruda saling tertarik dan mau saling berhubungan lebih dekat.
- Tahap Pendekatan : kedua individu berusaha untuk saling menerima satu sama lain, yang akhirnya menampakan ada rasa ingin lebih dekat lagi.
- Tahap Kesepakatan : hubungan kedua individu yang berlainan tersebut bukan lagi sekedar kenal, bukan lagi sekedar bersahabat, melainkan melangkah dalam kesepakatan untuk menikah.
Akan tetapi dalam hubungan berpacaran, seringkali anak-anak remaja jatuh ke dalam dosa seks. Dengan kata lain melakukan seks di luar nika. Berbuat seoalh-olah sudah suami istri, atau menganggap “dunia ini milik kita berdua” dan kurang memperhatikan teman-teman lain yang ada di sekitarnya. Selain itu dalam berpacaran sering juga terhalang karena faktor orang tua tidak setuju, misalnya karena perbedaan suku/budaya, adanya perbedaan pendidikan. Oleh karena itu dalam berpacaran perlu adanya keterbukaan dan pengenalaan yang lebih mendalam lagi mengenai latar belakang seseorang yang akan dijadikan pacar. Selain itu terdapat juga masalah-masalah yang lebih khusus lagi, misalnya cemburu. Hal itu boleh saja terjadi untuk menandakan ada rasa cinta. Tetapi jika berlebihan akan mengakibatkan hal yang sangat fatal. Saling menerima satu sama lain, bukan yang didasarkan pada nafsu (cinta erotis) melainkan didasarkan pada kasih Ilahi.
3. Sikap
Yang Dibutuhkkan Dalam Pacaran- Tahap Perkenalan : suatu tahapan di mana dua pribadi berusaha untuk saling mengenal satu sama lain. Bagi pria dan wanita yang sudah saling kenal sebelumnya, proses saling mengenal itu lebih cepat.
- Tahap Penjajakan : pria dan wanita saling berusaha untuk mengenali kebiasaan, dan sifat-sifat. Dari situ mereka dapat saling mengetahui apa mereka beruda saling tertarik dan mau saling berhubungan lebih dekat.
- Tahap Pendekatan : kedua individu berusaha untuk saling menerima satu sama lain, yang akhirnya menampakan ada rasa ingin lebih dekat lagi.
- Tahap Kesepakatan : hubungan kedua individu yang berlainan tersebut bukan lagi sekedar kenal, bukan lagi sekedar bersahabat, melainkan melangkah dalam kesepakatan untuk menikah.
Akan tetapi dalam hubungan berpacaran, seringkali anak-anak remaja jatuh ke dalam dosa seks. Dengan kata lain melakukan seks di luar nika. Berbuat seoalh-olah sudah suami istri, atau menganggap “dunia ini milik kita berdua” dan kurang memperhatikan teman-teman lain yang ada di sekitarnya. Selain itu dalam berpacaran sering juga terhalang karena faktor orang tua tidak setuju, misalnya karena perbedaan suku/budaya, adanya perbedaan pendidikan. Oleh karena itu dalam berpacaran perlu adanya keterbukaan dan pengenalaan yang lebih mendalam lagi mengenai latar belakang seseorang yang akan dijadikan pacar. Selain itu terdapat juga masalah-masalah yang lebih khusus lagi, misalnya cemburu. Hal itu boleh saja terjadi untuk menandakan ada rasa cinta. Tetapi jika berlebihan akan mengakibatkan hal yang sangat fatal. Saling menerima satu sama lain, bukan yang didasarkan pada nafsu (cinta erotis) melainkan didasarkan pada kasih Ilahi.
Jadi, pacaran yang sehat sesuai
Firman Tuhan itu seperti apa? Kalau kita mengerti bahwa kita adalah manusia
yang berdosa sehinga mudah dikuasai oleh hawa nafsu, maka usahakan jangan
berduaan di tempat sepi atau bahkan liburan berdua. Menghargai seks sebagai
suatu anugerah yang harusnya dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah.
Menjadikan pasangan sebagai sahabat baik yang saling mendukung satu sama lain.
Mencintai kepribadiannya dan bukan fisik ataupun materi yang dimiliki. Beberapa
syarat yang harus dimiliki baik pria ataupun wanita seperti Adam dan Hawa
(Kejadian 2:23-25). Pria: memiliki visi, mampu menjadi pemimpin atau menjadi
kepala keluarga yang baik, dan bertanggung jawab. Wanita: memiliki kecantikan
batin, pendukung, lemah lembut, tenang dan tidak mudah khawatir. Secara
keseluruhan, pasangan yang baik adalah pasangan yang memiliki kasih sejati di
dalam hidupnya.
1 Korintus 13:4-5, Kasih itu
sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan
tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan
sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Masing-masing dari kita harus
mengaplikasikan sifat-sifat tersebut, sehingga kita mampu menjadi pasangan yang
penuh kasih sesuai dengan apa yang baik di mata Tuhan.
4.
Batas-batas pergaulan Berpacaran
Apakah dalam masa berpacaran boleh ada keterlibatan seksuil? Pertanyaan
diatas merupakan hal menjadi pertanyaan banyak kaum muda masa kini. Ada
tiga macam praktek yang “biasa” di kalangan kaum muda di kala mereka
berpacaran, yaitu berciuman, berpelukan dan meraba-raba. Praktek
berciuman dianggap oleh kaum muda sebagai suatu tindakan “yang biasa”, yang
“tidak perlu diganggu gugat lagi”, yang “tidak usah dijadikan bahan cerita
lagi” dsb. Benarkah itu?
Bahkan banyak para
pemuda yang mengartikan bahwa hubungan seks merupakan cara untuk menunjukkan
rasa sayang kita kepada orang yang kita sayangi apalagi kalau dilakukan dan dialami
sebagai wujud cinta kasih, sebagai sarana cinta. Padahal hubungan seks hanya
dapat dilakukan oleh orang yang telah menikah sebagai pernyataan kasih, karena
hubungan seks yang dilakukan bukan karena nafsu birahi belaka, tetapi karena
dorongan cinta personal.
Seorang pemuda atau pemudi yang bijaksana, lebih-lebih yang
takut akan Tuhan, perlu tahu bahwa praktek bercium-ciuman itu hanya boleh
dilakukan dikalangan khusus yaitu diantara mereka yang sudah menikah. Praktek
berpelukan ini pun sudah dianggap “biasa”. Sambil duduk-duduk berdekatan, dua
orang muda itu saling membelai dan memeluk. Mengenai kebiasaan ini, itu memang
perlahan tetapi pasti akan membawa kearah kerusakan. Fakta-fakta yang
menyedihkan dalam kehidupan sehari-hari membuktikan bahwa sudah teramat banyak
jumlah pemuda dan pemudi yang menjadi korban kebiasaan yang keliru itu.
Kebiasaan
meraba-raba adalah suatu kombinasi antara berciuman dan berpelukan. Kebiasaan
ini lazim disebut dengan istilah “ bercinta system Braille”. Dan kebiasaan
inipun telah menelan korban yaitu menghasilkan suatu pernikahan yang kacau atau
tidak terhormat. Harapan mereka akan cita-cita yang murni dalam perkawinan
telah kandas ditengah jalan.
Terimaksih telah membantu saya dalam menjelasi arti pacaran yang sesungguhnya
BalasHapusGod Bless Us
Sangat diberkati oleh share nya...
BalasHapusSaya bersyukur dapat baca ini... Dan bagi yang sudah sharing semoga semakin bertambah ilmu dan berkat2 illahi.. Dalam kehidupannya
😇
BalasHapusTerimakasih bro sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih.
BalasHapusSangat bermanfaat.
🙇🙇🙇
BalasHapusThank you
BalasHapusTerima kasih buat infonya saudara/i q. Menjadi modal yg baik utk masa musa sekarang.
BalasHapusGood bgt
BalasHapus