Sabtu, 31 Januari 2015

dampak negatif berpacaran

1. Mudah terjerumus ke perzinaan
Beberapa pelaku pacaran seringkali menyangkal tentang hal ini. Kata mereka, asalkan bisa menjaga hati, InsyaAllah tidak terjadi hal itu (waaah, perbuatan munkar kok pake InsyaAllah..). cobalah simak hadits ini:
“Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.” (HR Bukhari).

Padahal engkau tahu, yang namanya orang pacaran, pasti ada hal-hal yang tidak dibenarkan dalam islam: memandang lawan jenis, berpegangan tangan, berduaan di tempat sepi, berciuman, hingga….ah, tak usah disebutkan. Bahkan meski pacarannya hanya sebatas lewat telpon, SMS atau chatting pun, hal tersebut sudah bisa memicu terjadinya zina hati.
Semua larangan-larangan tadi ada dalil shahihnya. Sebagai contoh, simaklah hadits ini:
Rasulullah saw. berpesan “Janganlah engkau ikuti padangan dengan padangan berikutnya, karena untukmu adalah padangan yang pertama, sedangkan selanjutnya bukan untukmu.” (HR. Ahmad) Dan hadits yang terkenal : ”Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai oleh mahramnya karena sesungguhnya yang ketiga adalah setan.”

Tentang dampak negatif yang pertama ini tak perlu disangkal lagi. Tak terhitung lagi jumlah pemuda muslim yang benar-benar terjerumus dalam perzinaan—yang diawali dari aktivitas pacaran. Kalau sudah berzina, berarti ia telah melakukan dosa besar yang akan menyebabkan dampak-dampak buruk lainnya—baik yang ia rasakan di dunia maupun di akhirat.

2. Melemahkan Iman
Orang yang pacaran cenderung meletakkan rasa cinta kepada kekasihnya di atas rasa cinta kepada Sang Pencipta. Tak perlu mengelak ataupun mengiyakan, sebab pernyataan ini bisa dibuktikan dengan kualitas ibadah seseorang. Jika kualitas ibadah seseorang menurun setelah mengalami jatuh cinta, itu artinya porsi kecintaannya kepada Allah berkurang. Ia jadi jarang ke Masjid, jarang membaca Al Quran, meninggalkan shalat sunnah, bahkan beberapa hafalannya hilang, serta banyak ibadah lain yang terlewatkan.

3. ‘melatih’ kemunafikan
Orang yang berpacaran itu seringkali menipu, berusaha agar pasangannya yakin bahwa ialah yang terbaik. Memang tidak semua.. tapi umumnya begitu. Ia akan menampakkan hal-hal yang baik di depan kekasihnya. Adapun hal-hal yang buruk sebagian besar ia sembunyikan. Sebagian orang ada yang sengaja menunjukkan beberapa keburukannya kepada kekasihnya sekedar untuk meraih simpati, mencari kesamaan, mendapatkan pemakluman, atau sebagai bumbu-bumbu romantisme belaka. Namun tidak jarang orang yang berpacaran mengatakan sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan hati kecilnya.

4. Menjadikan panjang angan-angan.
Orang yang sedang jatuh cinta—pacaran—seringkali teringat dengan orang yang dicintainya itu. Lalu ia memikirkan sesuatu, berandai-andai setiap waktu—tentang apa yang akan dilakukan nanti saat bertemu, tentang apa yang akan diberikan saat itu, tentang kata-kata yang akan diucapkan sebagai bumbu, dan masih banyak lagi. Padahal ummat Islam dilarang berpanjang angan-angan.

5. Mengurangi produktivitas
Jika tidak pacaran, seorang siswa tentunya bisa melakukan aktivitas lain yang lebih produktif; misal membuat karya seni, menulis artikel, cerpen, puisi, karya tulis, mengerjakan PR, atau yang lainnya. Namun seringkali produktivitasnya turun lantaran ia berpacaran.

6. Menjadikan hidup boros
orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya. Bahkan uang yang seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk bersenang-senang: membelikan hadiah pacarnya, membeli pulsa, mentraktir, nonton Film, dan yang lainnya.

7. Akan melemahkan daya kretaifitas dan menyulitkan konsentrasi, karena pikiran mereka hanya tertuju kepada pacarnya

8. Akan menyebabkan terlambatnya studi. Banyak fakta yang menyebutkan bahwa menurunnya prosentase kelulusan para pelajar adalah akibat pacaran, mereka jarang belajar, karena jalan-jalan terus dengan pacarnya, tidak pernah beli buku (karena uangnya habis untuk berenang-senang).

9. Terjadinya pertengkaran dan pembunuhan, hanya karena rebutan pacar.

10. Tidak setia dengan pasangannya jika sudah menikah, karena masing-masing ingat dengan pacarnya yang lama, dan selalu membanding-bandingkan antara suami/ istrinya yang syah dengan pacarnya yang lama.

11. dan dampak negatif lainnya (silahkan ditambahkan lewat ‘coment’)

“Barang siapa yang jatuh cinta, lalu tetap menjaga kesucian dirinnya, menyembunyikan rasa cintanya dan bersabar hingga mati maka dia mati syahid.”

Sungguh sangat beruntung orang yang mencintai dengan kesucian diri dan berlindung dari godaan syatan yang terkutuk. Tentunnya orang yang menjaga cintannya yang suci hingga ia meninggal dunia. Rasullulah SAW juga berpesan;

“Cintailah sesuatu itu dengan biasa-biasa saja, karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu benci, dan bencilah sesuatu yang tidak kamu ketahui dengan biasa-biasa saja, karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu cintai (H.R. Bukhari, Abu Daud, Tirmizi, dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)


Kedewasaan kita dalam berpacaran bisa dilihat dari kesiapan untuk bertanggung jawab. Ini dapat dilihat dari kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan peran, membagi waktu, perhatian, dan tanggung jawab antara belajar, pekerjaan rumah, dan pacaran. Kesiapan untuk berbagi dengan orang lain, menghadapi permasalahan pacaran, dan tetap bisa mengendalikan diri dan memenuhi nilai-nilai yang dianut dalam berhubungan dengan lawan jenis.

  Dampak Negatif Globalisasi Ekonomi terhadap Agama
Tidak hanya dampak positif saja yang diberikan globalisasi ekonomi terhadap agama. Kita juga dapat menemukan dampak negatifnya. Beberapa diantaranya akan saya paparkan dibawah ini:
·       Meningkatnya jumlah kemiskinan akibat maraknya perdagangan dan perekonomian yang tidak adil dikalangan pemerintah dan pengusaha.


·       Perilaku konsumtif. Di bidang sosio kultural, globalisasi menghasilkan ragam  media konsumsi baru yang segera  menjadi godaan dan tantangan bagi setiap individu dan masyarakat dewasa ini.[5]  Proses sejarah dan proyek ekonomi yang sedang berjalan dewasa ini melahirkan sebuah gaya hidup dan budaya global (Glo.bal Culture) yang merasuki setiap sudut dunia dan mempengaruhi setiap orang.[6]  Budaya ini biasa disebut sebagai budaya pop (Pop culture) yang menyebar ke seluruh dunia dalam hitungan detik melalui reklame di media TV dan internet. Budaya pop inilah yang menjadi momentum utama menguatnya paham dan gaya hidup konsumerisme ala Amerika.[7] Hal ini mampu membuat kita terperangkap pada kebutuhan diri sendiri dan tidak memperhatikan kehidupan saudara-saudara kita lainnya yang berkekurangan. Otomatis prinsip ekonomi AGAPE pun tidak berjalan

menikah berbeda agama

perkawinan campur dalam kenyataannya memang banyak dampak negatifnya. Apa dampak negativ dan bahaya kawin campur itu sebenarnya? Bagaimana pandangan Alkitab tentang hal ini? Saudara, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa terang dan gelap tidak  dapat bersatu. Kalau bersatu akan jadi abu -abu alias tidak jelas. Pernikahan pertama terjadi di taman eden antara pria dan wanita yang dimaksud menjadi satu daging bukan hanya secara jasmani alias sex, tapi juga dalam pengertian satu iman, satu tujuan. Jadi keduanya harus satu agama atau keyakian. Apa dampak negatif kawin campur? Ini yang sangat jelas! Anak -anak keturunannya akan mengalami kebingungan karena ada dua agama atau kepercayaan dalam satu keluarga!
Tentu saja hal demikian menyebabkan mereka tidak mendapatkan pendidikan moral secara benar. Sebagai akibatnya maka akan timbul kerawanan dalam diri anak. Agama yang mana yang aku ikuti? Agama papa atau agama mama yang akan di ikuti? Hal ini juga sering menimbulkan keributan dalam keluarga yang ahirnya dapat memicu terjadinya perceraian. Biasanya jika hal itu terjadi maka akhirnya yang menjadi tentulah pada anak juga.
Karena itu pasti ada ketidakcocokan dan Firman Tuhan sebagai pemersatunya. Ketidakcocokannya tidak bisa dipersatukan kan. Bisa dibayangkan kalau menikah dengan bukan anak Tuhan. Oh….., pasti beda banget… Pada hakikatnya di dalam perkawinan, suami-istri bersama-sama berupaya untuk mewujudkan persekutuan hidup dan cinta kasih dalam semua aspek dan dimensinya: personal-manusiawi dan spiritual-religius sekaligus. Dalam soal perkawinan, ada dua faktor penting yang menjadi norma kehidupan sebagai umat Tuhan.
Hal yang pertama adalah adalah soal iman. Iman adalah suatu nilai yang amat tinggi, yang perlu dilindungi dengan cinta dan bakti. Iman adalah sebuah norma moral dasar yang perlu diindahkan, yakni bahwa setiap orang dilarang melakukan sesuatu yang membahayakan imannya. Agar persekutuan semacam itu bisa dicapai dengan lebih mudah, maka Allah menghendaki agar umatnya memilih pasangan yang seiman, mengingat bahwa iman berpengaruh sangat kuat terhadap kesatuan lahir-batin suami-istri, pendidikan anak dan   kesejahteraan keluarga.
Hal yang kedua dalam perkawinan adalah soal kasih. Kasih yang selalu terikat pada pribadi.  Banyak calon pasangan sungguh tidak siap memasuki hidup perkawinan dan keluarga. Kaum muda perlu mempersiapan hidup perkawinan sejak dini. Perlu memahami apa itu tujuan perkawinan, sifat-sifat hakiki perkawinan Kristen. Perlu juga mengetahui halangan-halangan perkawinan, dan sebagainya. Karena itu hendaknya kaum muda lebih memahami makna, hakikat, dan tujuan perkawinan itu sesungguhnya, serta mempersiapkan diri ke arah itu dengan lebih baik. Dan tentu saja, urusan pasangan hidup, kiranya tetap tekun memohon kasih karunia Tuhan. Amin!

damak smackdown

Dampak program acara smack down terhadap psikologis anak.

Sejarah smack down
Vince McMohan adalah orang yang mempunyai ide untuk membuat tayangan smackdown. Yang ada dipikirannya hanyalah terbayang untuk mendapatkan banyak uang dan popularitas. Hingga ia memproklamasikan acara gulat pura-pura pada 29 april 1999. terbukti, uang dan popularitas akhirnya benar-benar diraih olehnya. Ia juga pernah mempertarungkan petinju Muhammad Ali dengan pegulat Jepang, Antonio Inoki.

Smackdown sebenarnya terinspirasi dari tayangan World Championship Wrestling (WCW) Thunder yang muncul di TV kabel TBS pada 1988. baru pada tanggal 29 april 1999 World Wrestling Federation (WWF) membuat smackdown. Untuk melengkapi kesuksesan smackdown, pada Februari 2000, Toy Headquarters membuat sembilan seri game smackdown.


Smackdown begitu terkenal di Indonesia. Tidak jarang penggemarnya (terutama anak-anak) mengikuti gaya pura-pura dari bintang-bintang smackdown seperti John Cena, Rey Mysterio, Stone Cold, dan juga Kent. Adegan-adegan smackdown sudah begitu terkenal di berbagai media elektronik di Indonesia. Tidak hanya di stasiun televisi saja. Tetapi juga sudah banyak game-game smackdown yang beredar di pasaran. Akhir-akhir ini stasiun televisi yang menayangkan smackdown yaitu Lativi. Namun pada kenyataannya acara ini juga pernah ditayangkan pada tahun 2000 silam oleh RCTI dan TPI.

Smackdown tidak hanya tenar di Indonesia, tetapi hampir di seluruh dunia. Di Amerika, Eropa, dan Asia, smackdown begitu populer. Bahkan di Italia pemandangan sepak bola jalanan telah berganti dengan latihan meniru gerakan para pegulat, kendati secara reguler pihak TV selalu mencantumkan “jangan mencoba melakukannya di rumah”. Oleh karena itu, kecaman Lippi bagi pecinta sepak bola dianggap sebagai peringatan dini. Del piero, Totti, atau pahlawan Italia di piala dunia 2006, Marco Materazzi, adalah produk lokal yang dibina sejak kecil. Namun pada kenyataannya, tayangan smackdown telah menelikung dan meracuni benak bocah-bocah Italia.
Dampak Smackdown Terhadap Psikologis Anak-anak berupa seorang anak di bandung tewas diduga telah dismackdown oleh teman mainnya. Akhirnya salah satu TV swasta langsung divonis sebagai biang keladi kekerasan anak yang lakukan akibat acara smackdown yang ditayangkannya. Berbagai pihak akhirnya mengultimatum agar acara ini dihapus alias tidak ditayangkan lagi. Ultimatum ini tentunya bukan tanpa dasar yang jelas. 
Berikut ini merupakan data yang berhasil didapat yang termuat dalam buletin studia edisi 319/tahun ke-7(11 september 2006):

1. Reza Ikhsan Fadillah, 9 tahun, siswa SD Cingcing 1 Ketapang, Soreang, Bandung (meninggal 16 november 2006),

2. Angga Rakasiwi (11 th), siswa SD 7 Babakan Surabaya (dijahit lima jahitan di kening),

3. Fayza Raviansyah (4 tahum 6 bulan), siswa TK Al-Wahab Margahayu, Bandung (luka, muntah darah),

4. Ahmad Firdaus (9), siswa kelas III SD 7 Babakan Surabaya (pingsan),
5. Nabila Amal (6 tahun 6 bulan), siswa kelas I SD Margahayu Raya 1, Bandung (patah tulang paha),

6. Mar Yunani, siswa kelas III SD Wates Kulonprogo, Yogyakarta (gagar otak), 

7. Yudhit Bedha Ganang (10), siswa kelas V SDN 5 Duren Tiga, Jakarta Selatan (luka pada kepala dan kemaluan).

Ini merupakan hal yang tidak bisa dianggap sepele. Dimana sudah banyak korban yang di akibatkan acara smackdown ini. Ini merupakan data-data yang dilaporkan. Mungkin masih ada lebih banyak lagi korban-korban yang berjatuhan akibat acara ini yang masih belum dilaporkan. Tidak hanya para orang tua korban, Bupati Wonogiri, Jawa Tengah, Begug Purnomosidi, juga menerbitkan larangan tayangan kekerasan smackdown di televisi. Bahkan Komisi Nasional Perlindungan Anak juga malah menuntut WWE agar bertanggung jawab atas program yang dibuatnya.

McLuhan seorang ahli psikologi komunikasi berpendapat bahwa manusia berhubungan dengan televisi sudah tidak hanya melihat atau menonton lagi, tapi sudah terlibat didalamnya. Ditambah dengan kemajuan teknologi sekarang dan berbagai permainan yang berbau kekerasan. Prilaku anak dapat dijerumuskan dalam tayangan atau game yang lebih melibatkan imajinasi, ilusi, dan impresi anak secara langsung.

Prilaku imitative atau meniru sangat menonjol pada anak-anak. Permasalahan ini diperparah karena kemampuan berpikir anak-anak yang masih sederhana. Maka cenderung berfikir apa yang ada di televisi adalah yang sebenarnya. Anak-anak masih sulit membedakan antara yang fiktif dan nyata. Anak-anak juga masih sulit membedakan antara yang baik sesuai norma dan etika, agama dan hukum.

Ron Solby dari Universitas Hardvard secara terperinci menjelaskan beberapa dampak kekerasan dalam televisi. Diantaranya terhadap dampak agresor anak. Dampak lainnya anak menjadi penakut dan semakin sulit mempercayai orang lain. Dampak pemerhati, anak kurang peduli terhadap kesulitan orang lain. Dampak nafsu adalah meningkatnya keinginan anak untuk melihat atau melakukan kekerasan dalam mengatasi setiap persoalan.


Menurut Aletha Huston, Ph.D dari University of Kansas, anak-anak yang menonton kekerasan di TV lebih mudah dan lebih sering memukul teman-temannya. Tak mematuhi aturan-aturan kelas, membiarkan tugas tidak selesai, dan lebih tidak sabar dibanding teman-temannya yang tidak menonton kekerasan di TV.

Dari berbagai pernyataan diatas jelaslah bahwa smackdown merupakan sebuah tontonan yang dapat mempengaruhi kejiwaan anak-anak. Karena smackdown merupakan adegan yang mempertontonkan kekerasan. Dan juga diperparah lagi karena dalam adegan smackdown tidak jarang ditemui adegan saling umpat dan ejek. Karena pada dasarnya tontonan ini merupakan tontonan yang paling banyak adegan mengumpat, mengejek dan saling pukul. Maka jikalau anak-anak menonton adegan ini maka secara lambat laun rusaklah moral anak tersebut.

Jumat, 30 Januari 2015

sikap negatif ank terhadap ibunya

beberapa faktor yang menyebabkan mengapa anak bersikap negatif dan bagaimana kita memberikan teladan supaya anak bersikap positif:
  1. Sikap positif dimulai dari relasi nikah orangtua yang positif. Relasi nikah yang positif berarti tidak banyak ketegangan dan inilah awalnya: anak hanya dapat mengembangkan sikap positif bila jiwanya tenteram. Sebaliknya, jiwa yang sarat ketakutan akan sulit melihat hidup secara positif. Relasi nikah orangtua adalah fondasi perkembangan diri anak; bila relasi nikah buruk, anak pun dengan mudah mengembangkan sikap negatif. Relasi yang buruk menciptakan ketegangan pada diri anak dan ini akan menyukarkan anak membangun sikap positif. Dalam relasi buruk, orangtua cenderung menyoroti hal buruk pada diri pasangannya dan ini membuat anak "belajar" melihat hal buruk pada diri orang lain.
  • Orangtua menghadapi kesusahan hidup secara negatif dan akhirnya sikap negatif inilah yang dipelajari anak dalam menghadapi kesusahan hidup. Ia belajar untuk menyalahkan, bukan mencari solusi. Adakalanya orangtua melibatkan anak dalam masalah yang jauh melampaui usianya; ini akan membuat perkembangan anak tertindih dan melenceng. Karena pada usia belia ia belum dapat memikul beban yang berat dan belum bisa mencarikan solusi, pada akhirnya jiwanya sarat dengan masalah belaka-tanpa solusi. Ia cepat stres dan mudah menyerah.
  • Mazmur 107:31, "Biarlah mereka bersyukur kepada Tuhan karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia." Tuhan meminta kita menjadi orang yang bersyukur karena Tuhan mengasihi kita dan setia kepada kita, dan perbuatan-Nya ajaib dan baik kepada kita, maka kita harus mengingat ini. Orangtua yang bersyukur, berarti orangtua yang melihat hidup dari kacamata yang positif. Karena mengetahui, percaya ada Tuhan, dan ada Tuhan yang memelihara dan mengatur segalanya. Ini adalah dasar sikap positif kita, ini yang mesti kita bawa ke dalam rumah kita dan ini nanti yang akan ditiru oleh anak-anak kita.
  • Orangtua yang menyoroti aspek positif pada anak akan menanamkan pandangan positif anak terhadap dirinya dan juga orang lain. Anak yang menerima komentar positif tentang dirinya akan memiliki penilaian positif pula terhadap dirinya. Karena orangtua menerima dirinya apa adanya, ia pun menerima dirinya apa adanya. Ia pun akan belajar untuk melihat orang lain dari segi positifnya pula. Dengan kata lain, ia tidak mencari-cari yang buruk pada dirinya atau orang lain. Ini tidak berarti bahwa ia harus selalu dipuji; sudah tentu akan ada waktu dan tempat untuk menyampaikan tanggapan yang negatif. Jika itu yang harus dilakukan, penting bagi kita untuk memperhatikan dua hal. Pertama, kita harus menyampaikan komentar negatif itu secara positif yakni dengan cara menegaskan tujuannya (mencari solusi, bukan penyebab) dan bukan dengan nada merendahkan. Kedua, kita tidak boleh menyerang kepribadiannya; utarakanlah sejelas dan sekonkret mungkin apa itu yang telah dilakukannya. Jadi, fokuskan pada perbuatan, bukan dirinya.
  • Orangtua yang sering bercanda gurau dengan anak cenderung membangun sikap positif pada anak. Canda gurau menimbulkan kegembiraan pada hati anak dan sikap positif lebih mudah bertunas pada jiwa yang riang. Lebih jauh lagi, canda gurau menolong anak untuk tidak selalu menatap hidup dengan serius. Kadang kita harus bersikap serius namun tidak selalu kita harus memperlakukan hidup dengan serius. Canda gurau juga akan menolong anak untuk memperlakukan dirinya dengan tidak terlalu serius. Anak yang memperlakukan dirinya dengan serius akan menjadi kaku dan mudah tersinggung. Sebaliknya anak yang dapat menertawakan dirinya akan mudah tersenyum bahkan di tengah kekecewaan.
  • Amsal 27:18, "Siapa memelihara pohon ara akan memakan buahnya..." Jadi dengan kata lain Tuhan mau berkata, yang kita tabur itulah yang kita tuai. Jadi sebagai orangtua tanamlah sikap yang positif, tanamlah benih positif nanti itulah buah yang akan dipetik. Anak-anak pun akan menuai buah yang positif dalam hidupnya.
    sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com